Memasang bondek tidak bisa sembarangan, dan sayangnya, kasus orang yang “ngeyel” ingin pasang sendiri tanpa paham teknis memang sering terjadi di lapangan. Bondek memang terlihat simpel: lembaran baja bergelombang, tinggal letak lalu cor. Tapi di balik kesederhanaan tampilannya, ada perhitungan struktural yang tidak bisa diabaikan.
Mulai dari arah pemasangan, posisi sambungan, jarak tumpuan, jenis penyangga, penempatan sekrup, hingga ketebalan plat dan cor beton, semua harus tepat. Kalau salah satu aspek saja dilanggar—misalnya bentang terlalu jauh tanpa penopang—akibatnya bisa fatal: bondek melendut saat pengecoran, permukaan lantai bergelombang, bahkan potensi keruntuhan dini.
Jadi, kalau tujuannya lantai yang kuat, rapi, dan tahan lama, lebih baik serahkan pemasangan bondek kepada tenaga profesional atau minimal konsultasikan dulu ke penyedia resmi yang paham teknisnya. Simak lengkap informasi seputar memasang sambungan bondek yang benar bersama Prima Bajaindo Sukses berikut ini.
Risiko Memasang Sambungan Bondek
Bondek bukan sekadar pelapis cor, tapi bagian dari sistem struktur yang menopang beban jangka panjang. Beberapa orang memang mencoba pasang sendiri, biasanya dengan alasan ingin hemat biaya tukang.
Tapi yang sering terjadi justru sebaliknya: hasilnya tidak presisi, harus dibongkar ulang, atau lantainya jadi bermasalah di kemudian hari—dan akhirnya malah keluar biaya lebih besar untuk perbaikan.
Soal sambungan bondek yang benar, ini bukan perkara kecil. Kelihatannya memang seperti plat baja yang tinggal sambung dan cor, tapi sebenarnya, sambungan itu adalah titik lemah jika tidak dikerjakan dengan teliti. Berikut ini beberapa risiko yang bisa muncul kalau sambungannya asal-asalan:
1. Permukaan lantai jadi tidak rata
Kalau sambungan antarlembar bondek tidak sejajar atau tidak saling mengunci rapat, maka saat beton dituang, permukaan cor bisa “turun” di bagian sambungan. Hasilnya, lantai terlihat bergelombang, miring, bahkan rawan menggenang kalau kena air. Jadi meskipun pakai bahan bagus, hasil akhirnya tetap tidak rapi.
2. Beton bisa merembes ke bawah (bocor)
Ini sering terjadi kalau sambungan tidak ditutup rapat atau tidak overlap sesuai rekomendasi. Beton yang masih basah akan menyusup lewat celah antar bondek dan merembes ke bawah. Bukan cuma bikin cor jadi boros, tapi juga bisa merusak perancah atau menyusahkan pekerja di bawahnya.
3. Lemah secara struktural di titik sambungan
Kalau sambungan tidak dikunci dengan benar (baik dengan sekrup maupun sistem overlap yang tepat), bondek tidak bekerja sebagai satu kesatuan. Akibatnya, beban lantai tidak terdistribusi merata. Beban besar bisa membuat sambungan bergeser, melendut, bahkan patah. Di sinilah mulai terasa kenapa sambungan itu krusial.
4. Risiko retak rambut pada lantai jadi lebih besar
Sambungan yang longgar bisa menjadi titik “lemah” saat beton mengering. Area tersebut bisa mengalami pergerakan mikro yang menyebabkan retakan halus pada permukaan beton (retak rambut). Memang kecil, tapi lama-lama bisa membesar, apalagi kalau ada pergerakan struktural atau beban dinamis.
5. Meningkatkan risiko korosi pada tulangan
Kalau beton merembes atau tidak menutup sempurna di sambungan, kelembaban bisa menyusup ke dalam struktur. Ini bisa mempercepat proses karat pada besi tulangan di dalam cor, terutama jika bondek tidak dilapisi galvanis dengan baik.
6. Membuat proses pengecoran jadi lebih repot dan berantakan
Sambungan yang tidak presisi menyulitkan pekerja saat meratakan beton. Mereka harus bolak-balik mengisi bagian yang cekung atau bocor. Ini menghambat waktu kerja dan bisa menurunkan kualitas pengecoran secara keseluruhan.
Tips Memasang Sambungan Bondek yang Benar
Berikut tim Prima Bajaindo Sukses sajikan tips-tips praktis untuk memasang sambungan bondek yang benar, agar lantai cor kuat, rapi, dan minim risiko. Tidak perlu pakai istilah teknis berlebihan, yang penting paham logikanya dan tahu mana yang harus dikerjakan dengan teliti.
1. Pastikan permukaan balok bersih dan rata sebelum pasang bondek
Sebelum lembaran bondek disusun, pastikan balok atau struktur penopangnya bersih dari lumpur, debu, atau potongan besi sisa. Permukaan yang tidak rata bikin bondek ikut miring atau sambungan jadi ngambang. Padahal sambungan butuh permukaan stabil agar benar-benar saling mengunci saat dipasang.
2. Gunakan overlap yang cukup antar lembaran
Bondek itu tidak boleh hanya “ditempel pinggirnya”, tapi harus ditumpuk (overlap) minimal satu gelombang penuh. Tujuannya supaya dua lembar saling kait dan tidak bisa geser. Kalau overlaping-nya kurang, sambungan bisa lepas saat diinjak atau saat pengecoran dilakukan. Ini salah satu kesalahan paling sering terjadi di lapangan.
3. Kunci sambungan pakai sekrup khusus bondek
Jangan hanya mengandalkan tekanan cor untuk ‘merekatkan’ bondek. Gunakan self-drilling screw (sekrup khusus baja tipis) di area sambungan dan tumpuan. Sekrup ini menjaga bondek tetap rapat dan tidak bergeser saat diinjak atau saat terkena getaran dari pengecoran. Penempatan sekrup sebaiknya di setiap 300–400 mm, terutama di bagian pinggir dan sambungan tengah.
4. Perhatikan arah alur bondek, jangan terbalik
Setiap lembar bondek punya pola gelombang yang fungsinya bukan hanya estetika, tapi juga bagian dari sistem struktural. Biasakan memasang alur searah, jangan saling berlawanan. Kalau asal pasang, sambungan bisa jadi sulit dikunci atau malah menyisakan celah yang membocorkan beton.
5. Gunakan potongan bondek hanya di area aman
Kalau memang harus pakai sisa potongan bondek, pastikan sambungannya berada di atas balok penopang, bukan di tengah bentang. Menyambung bondek di area yang tidak ada penyangganya bisa menyebabkan bondek melendut atau retak saat dibebani. Sisa material tetap bisa dimanfaatkan, tapi posisinya harus strategis.
6. Tambahkan pengaman di celah sambungan jika perlu
Kadang, meskipun sudah overlap dan sekrup dipasang, masih ada celah kecil yang bisa dilewati beton. Untuk mencegah kebocoran saat pengecoran, Anda bisa tambahkan sealant, kawat ayam, atau bahkan lakban di bawah sambungan sebagai penahan sementara. Ini sangat membantu terutama di proyek bertingkat.
7. Cek ulang kerataan dan kekokohan sambungan sebelum mulai cor
Sebelum adukan beton naik ke atas, pastikan Anda atau pekerja mengecek ulang seluruh sambungan. Cek apakah semua lembar sudah ter-sekrup dengan baik, tidak ada lembar yang goyang, dan tidak ada bagian bondek yang tertekuk. Karena begitu beton dituang, tidak ada lagi waktu untuk memperbaiki.
8. Hindari terlalu banyak sambungan dalam satu garis lurus
Kalau memungkinkan, usahakan sambungan antar bondek tidak berada di satu garis lurus terus-menerus, terutama jika bangunan cukup panjang. Sebaiknya dipasang selang-seling (mirip bata), agar distribusi beban lebih merata dan tidak semua tekanan jatuh ke satu garis lemah.
Kesimpulan
Memasang sambungan bondek memang butuh perhatian lebih. Tapi begitu Anda lakukan dengan benar—rapat, sejajar, dan terkunci—hasilnya akan sangat kentara: pengecoran lancar, lantai lebih rata, dan tidak ada masalah di kemudian hari. Jadi, jangan buru-buru saat menyusun bondek. Ambil waktu sedikit lebih lama di awal, untuk hasil yang lebih aman dan awet di akhir.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan sungkan berkonsultasi dengan tim Prima Bajaindo Sukses. Sambungan bondek adalah titik krusial. Bukan cuma soal “menyambung plat baja”, tapi soal apakah struktur lantai bisa bekerja maksimal dan tahan lama. Jadi kalau memang tidak yakin, sebaiknya minta arahan dari yang paham. Sebab, kesalahan kecil di awal bisa berujung biaya besar di akhir.
